NAMA : DITA PUJI LESTARI
NPM : 222 10 106
KELAS : 3EB17
TUGAS
SOFTSKILL 1
PENGERTIAN PENALARAN
DEDUKTIF
Penalaran
deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa
umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada
suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional,
instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala
terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan
selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran
deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu
gejala.
Contoh
penalaran deduktif:
- Semua manusia pasti mati (premis
mayor)
- Danu adalah manusia (premis minor)
- Danu pasti mati (kesimpulan)
Contoh
Kalimat Deduktif
- Burung
adalah hewan berkaki dua (premis minor)
- Semua
burung bisa terbang (kesimpulan)
- Burung
adalah hewan (premis mayor)
Penalaran
Deduktif
Ø Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti
benar
Ø Semua
informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit,
dalam premis.
Jenis penalaran deduktif yang
menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :
1. Silogisme
Kategorial
Silogisme
kategorial adalah Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.. Proposisi
yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan
menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (
premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term)
Premis
umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Contoh:
Semua
tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah
tumbuhan (premis minor).
Akasia
membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum
Silogisme Katagorik.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai
berikut:
1) Silogisme
harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2) Silogisme
terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3) Dua
premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4) Bila
salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari
premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari
dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila
premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
8) Dari
premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
2.
Silogisme Hipotesis
Silogisme
hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe
silogisme hipotetik :
i.
Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika
hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang
hujan.(minor)
∴ Saya naik becak (konklusi).
ii.
Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan,
bumi akan basah (mayor).
Sekarang
bumi telah basah (minor).
∴ Hujan telah turun (konklusi)
iii.
Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika
politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik
pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
iv.
Silogisme hipotetik yang premis minornya
mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila
mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak
penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum
Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih
mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan
kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum
silogisme hipotetik adalah:
- Bila A terlaksana maka B juga
terlaksana.
- Bila A tidak terlaksana maka B
tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
- Bila B terlaksana, maka A
terlaksana. (tidak sah = salah)
- Bila B tidak terlaksana maka A
tidak terlaksana.
3.
Silogisme Alternatif
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh
:
Nenek
Sumi berada di Bandung atau Bogor
Nenek
Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
4.
Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
- Dia menerima hadiah pertama karena
dia telah menang dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara
ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar