Selasa, 22 April 2014

PENERAPAN IFRS DI INDONESIA


2.a       Pembahasan
            Batas waktu yang ditetapkan bagi seluruh entitas bisnis dan pemerintah untuk menggunakan IFRS adalah 1 Januari 2012. ”Semua persiapan ke arah sana harus diselesaikan karena ini akan dimulai pada 1 Januari 2012. Coba dilihat dampak pada biayanya karena pengalihan standar akan menyebabkan timbulnya ongkos tambahan,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (5/5), saat menjadi pembicara kunci dalam seminar ”IFRS, Penerapan dan Aspek Perpajakannya”.
Perlukah Indonesia mengadopsi IAS/ IFRS?
            Menurut Sri Mulyani, konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal dari komunitas internasional yang sudah lama menganut standar ini. ”Kalau standar itu dibutuhkan dan akan meningkatkan posisi Indonesia sebagai negara yang bisa dipercaya di dunia dengan tata kelola dan pertanggungjawaban kepada rakyat dengan lebih baik dan konsisten, tentu itu perlu dilakukan,” ujarnya.
            Selain IFRS, kutub standar akuntansi yang berlaku di dunia saat ini adalah United States General Accepted Accounting Principles (US GAAP). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB).
            Setelah berkiblat ke Belanda, belakangan Indonesia menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke Amerika Serikat dan nanti mulai tahun 2012 beralih ke IFRS.
            Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Dudi M Kurniawan mengatakan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
  1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).
  2. Mengurangi biaya SAK.
  3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.
  4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.
  5. Meningkatkan transparansi keuangan.
  6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
  7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

2.b       Ruang Lingkup
            Laporan keuangan Bank Syariah Mandiri berdasarkan PSAK 101 dimana laporan keuangan disajikan secara lengkap yang terdiri dari komponen - komponen berikut ini:b Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
         1.         Neraca 
Dalam penyajian neraca, Bank Syariah Mandiri telah sesuai dengan PSAK 101 yang merupakan penyempurnaan dari PSAK 59 dalam hal informasi yang harus disajikan maupun urutan penyajiannya, yaitu disajikan berdasarkan karakteristiknya dan menurut urutan likuiditas. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan entitas syariah meliputi informasi yang terkait dengan asset, kewajiban, dana syirkah temporer, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, arus kas, dana zakat dan dana kebajikan.
         2.         Laporan Laba Rugi
Bank syariah mandiri menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan unsur-unsurnya secara berjenjang ( Multiple step) dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya, sehingga dapat tergambar antara pendapatan dan beban yang terjadi. Dalam penyajiannya Bank Syariah Mandiri sudah merincikan sesuai dengan pos-posnya meliputi: pos pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai Mudharib, pos hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer, pos pendapatan usaha lainnya, pos beban usaha, pos laba usaha, pos pendapatan dan beban non usaha, pos laba sebelum zakat dan pajak penghasilan, pos Zakat, pos laba sebelum pajak penghasilan, pos manfaat beban pajak penghasilan, pos laba bersih dan pos laba bersih per saham dasar.
         3.         Laporan arus kas
Untuk laporan arus kas bank syariah telah menyajikannya dengan lengkap sesuai dengan PSAK 101.
         4.         Laporan perubahan ekuitas
Untuk laporan perubahan ekuitas, Bank syariah mandiri sudah memuat laporan tersebut. Dengan adanya laporan tersebut maka penulisan laporan ini dapat di evaluasi.
         5.         Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
untuk laporan sumber dan penggunaan dana zakat, Bank Syariah Mandiri telah memuat terkait sumber penerimaan dan penggunaan dana zakat, meskipun tidak memerinci kegiatan sosial yang telah dilakukan, tetapi secara keseluruhan laporan telah dicatat secara baik. Dalam laporan tersebut juga memuat kenaikan atau penurunan dana zakat, saldo awal dan saldo akhirnya. Kondisi ini sudah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK 101 paragraf 17 poin 70 mengenai laporan sumber dan penggunaan dana zakat.
         6.         Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan Bank syariah Mandiri penyajiannya sudah sesuai dengan PSAK 101 paragraf 30 poin 75 yang meliputi sumber dana kebajikan, pengguanaan dana kebajikan, kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan, saldo awal dan saldo akhir dana kebajikan.
         7.         Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan sudah disajikan secara sistematis dan disertakan dalam laporan tahunan yang diterbitkan.
2.c       Kesimpulan      
            Indonesia sangat perlu menggunakan IFRS, agar dapat meningkatkan posisi Indonesia bisa dipercaya di dunia. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Sri Mulyani. Di Indonesia sudah menerapkan IFRS, contohnya Bank Syariah Mandiri menerapkan PSAK 101.
            Format Laporan Keuangan yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri adalah Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal, Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat, LaporanSumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, Catatan Atas Laporan Keuangan.
Demikian review Penerapan IFRS di Indonesia ini saya buat, semoga bermanfaat. Adapun sumber penulisan ini adalah :

NAMA  : DITA PUJI LESTARI
NPM     : 22210106
KELAS : 4EB17